DPR Tolak Rencana Impor Rektor Asing

Selasa, 07 Juni 2016 | 00:20 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — DPR menolak wacana kebijakan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) terkait rencana mengimpor rektor asing. Menurut Anggota Komisi X, My Esti Wijayati, ide tersebut sudah mengingkari semangat dari para pejuang dan pendiri bangsa ini.

“Semangat untuk mewujudkan cita-cita Indonesia merdeka seperti tertuang dalam pembukaan UUD 1945,” ungkap My Esti melalui keterangan persnya, Senin (6/6).

My Esti menilai, tidak ada jaminan akan menjadi lebih baik jika pemerintah harus merekrut rektor asing. Hal ini serupa pada kondisi industri manufaktur yang mendatangkan perusahaan dan manager asing. Kondisi tersebut malah membuat sektor industri semakin terpuruk dan mengalami ketergantungan.

Dengan adanya wacana ini, My Esti mendesak Menristekdikti untuk menyerahkan blueprint kebijakan politik Pendidikan Tinggi. Selanjutnya, menyerahkan pula penyelesaian persoalan-persoalan di Pendidikan Tinggi (Dikti) secara menyeluruh.

“Termasuk menghentikan wacana untuk mendatangkan dan menempatkan WNA sebagai rektor,” tegas dia. Pemerintah seharusnya memprioritaskan dan menyiapkan putra-putri terbaik bangsa untuk menjadi rektor dibanding rektor asing.

Sebelumnya, pemerintah mewacanakan untuk merekrut orang asing menjadi rektor perguruan tinggi negeri (PTN). Wacana ini digulirkan untuk mengikuti negara lain yang menerapkan kebijakan tersebut sehingga kampusnya berkelas dunia.

Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengatakan, presiden mengarahkan agar pendidikan tinggi Indonesia itu mampu bersaing di kelas dunia. Cina, Singapura dan Arab Saudi merupakan negara yang telah memakai orang asing untuk menjadi rektor.
Rep: Wilda Fizriyani / Red: Yudha Manggala P Putra