TRIBUN NEWS / DANY PERMANA Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi M Nasir diperkenalkan oleh Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (26/10/2014). TRIBUN NEWS / DANY PERMANA

Sambutan Bapak M.Nasir, Menristekdikti Kabinet Kerja (28 Oktober 2014)

Bapak M.Nasir, Menristekdikti Kabinet Kerja :

“Saya ingin merubah cara berpikir, sehingga pejabat itu adalah pelayan dan jangan pernah berpikir kita dilayani”

lengkapnya silahkan unduh rekaman pidato beliau melalui tautan berikut:

M Nasir: Lembaga Riset Fokus pada Penelitian Aplikatif

Selasa, 28 Oktober 2014 | 20:21 WIB
KOMPAS.com – Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, M Nasir, mengatakan bahwa penggabungan antara Kementerian Riset dan Teknologi dan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi akan memungkinkan sinergi antara lembaga riset dan perguruan tinggi.

Dengan penggabungan, maka kegiatan riset di Dikti dapat fokus pada hulu. Nah, nanti bagaimana riset ini dihilirisasi di lembaga penelitian,” kata Nasir usai acara serah terima jabatan di gedung Kementerian Ristek dan Dikti, Jakarta, Selasa (28/10/2014).

Pakar anggaran dari Universitas Diponegoro itu menambahkan, dengan pembagian tersebut, maka “penelitian di lembaga riset nanti tidak lagi fokus pada explanation (penjelasan), tetapi yang sudah sifatnya terapan.”

Nasir mengungkapkan, selama ini, masalah yang sering terjadi adalah tumpang tindih antara perguruan tinggi dengan lembaga riset dan antar lembaga riset. Perguruan tinggi ataupun lembaga riset bisa melakukan penelitian dari dasar hingga terapan.

Barangkali dengan ristek disatukan dengan pendidikan tinggi ini akan menjadi lebih baik,” kata Nasir. Untuk tahap awal, Nasir akan melakukan reorganisasi yang ditargetkan selesai akhir 2014.

Menristekdikti: Pejabat Itu Pelayan Masyarakat, Bukan Dilayani!

Selasa, 28/10/2014 12:08 WIB
Jakarta- Menteri Ristek, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristek dan Dikti) Mohammad Nasir telah serah terima Jabatan dengan Menristek sebelumnya Gusti Muhammad Hatta. Sebagai Menteri, Nasir menekankan bahwa pejabat adalah pelayan masyarakat.

Penting bagi kita untuk melangkah ke depan, saya selalu ingin merubah cara berpikir. Sehingga pejabat itu adalah pelayan dan jangan pernah berpikir kita dilayani,” kata Nasir dalam sambutannya saat sertijab menristek di Kantor BPPT, Thamrin, Jakpus, Selasa (28/10/2014).

Nasir mencotohkan seorang salesmen selalu berfikir bagaimana produk yang dihasilkan dapat memberikan kepuasan kepada konsumen. “Mereka (Salesmen) itu menjadi pelayan bagaimana dapat memberikan kepada konsumen bisa menjadi puas, kita juga harus seperti itu,” tandasnya.

Pria kelahiran Ngawi, 27 Juni 1960 ini menjelaskan presiden Jokowi telah mengamanatkan bahwa semua kementrian akan menjalankan program dan akan melaksanakan kebijakan Presiden. Sehingga, Kementerian dalam bekerja akan menjalankan program-program seperti yang telah digariskan Presiden Jokowi.

“Dengan melihat semacam ini perlu dilakukan kajian-kajian begitu cepat dan bagaimana mengakselerasi. Kemudian bagaimana riset teknologi bisa dikembangkan di masalah holding. Bahasa saya itu mungkin kaitannya di hulunya, dari hulu kita hilirisasi,” jelasnya.

Ayah empat anak ini menilai selama ini hasil penelitian yang dilakukan Kemendikbud kemungkinan terjadi overlapping atau tumpang tindih. Dengan Pendidikan Tinggi disatukan dengan Riset dan Teknologi diharapkan dapat menjadi lebih baik.

“Berapa banyak saya ingin mendapatkan masukan dan kajian, saya berkeinginan jangan sampai terjadi resistensi dalam perubahan tersebut,” ungkap alumni Undip ini.

Dia berharap dengan adanya perubahan ini, semua bidang di Kemenristek tetap mengutamakan team work dalam bekerja. “Kita jadikan Kemenristek lebih baik, lebih baik, dan lebih baik lagi,” tutupnya.