1 ) Pencipta Pengering Tepung Singkong UGM Berpulang

Kamis, 10 April 2014 19:00 wib
JAKARTA – Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta kembali kehilangan putra terbaiknya. Guru Besar Fakultas Teknologi Pertanian UGM Haryadi, sang penggagas alat pengering tepung singkong itu tutup usia karena sakit. Pria kelahiran Yogyakarta 63 tahun itu meninggal dunia pada 14 April lalu pukul 11.30 WIB di Rumah Sakit Soeharso Surakarta. Beliau meninggalkan seorang istri S N Purwandhani dan tiga orang anak. Rektor UGM Pratikno mengaku sangat kehilangan atas kepergian Haryadi. “Atas nama pribadi dan seluruh civitas academica UGM, menyampaikan belasungkawa dan turut berduka cita,” ujar Pratikno, seperti dilansir oleh Okezone, Kamis (10/4/2014). Semasa hidup, Haryadi merupakan salah seorang pakar bidang ilmu teknologi hasil pertanian. Almarhum banyak melakukan penelitian-penelitian tentang pengolahan pangan. Hal ini ditunjukkan lewat beragam publikasi dan alat teknologi pertanian yang sudah karyanya. Salah satunya berupa alat pengering tepung singkong. Alat yang dijuluki ‘Flash Drying’ itu dapat mengeringkan tepung singkong sangat cepat, yakni dua jam. Dua tahun lalu dalam suatu kesempatan wawancara dengan wartawan, alasan Haryadi memilih tepung singkong karena sesuai dengan salah satu fokus penelitiannya.

…dst

2 ) Robot PENS “EFFIRO” Kalahkan Israel dan Amerika

10 Apr 2014 08:26:06
Surabaya (Antara Jatim) – Tim Robot PENS “EFFIRO” yang menjadi juara lomba robot pemadam api internasional “Trinity College Fire Fighting Home Robot Contest 2014” di Trinity College, Hartford, Connecticut, AS, 5-6 April 2014, mampu mengalahkan tim-tim Israel dan Amerika. “Kami bangga, karena mampu menjadi juara dalam lomba yang baru pertama kali diikuti PENS, apalagi menyisihkan tim-tim hebat dari Israel dan Amerika,” kata anggota Tim Robot EFFIRO Saiful Fatoni kepada Antara di sela-sela penyambutan kedatangan tim PENS oleh Mendikbud Mohammad Nuh di Terminal 2 Internasional Bandara Juanda Surabaya, Rabu (9/4) malam. Mahasiswa Teknik Mekatronika (D4) PENS itu mengaku Tim Israel itu merupakan juara tahun lalu, tapi PENS akhirnya mampu mengalahkan puluhan robot pemadam api dari enam negara yakni Israel, AS, Kanada, Kuwait, Armenia, dan Indonesia, apalagi capaian waktunya mampu meninggalkan robot lainnya. “Peserta divisi beroda ada 54 robot, sedangkan kelas berkaki ada lima robot. Ikhtiar kami tidak sia-sia, meski kami harus mengurangi waktu istirahat untuk mengumpulkan bonus (penilaian) dan mempelajari strategi lawan melalui tayangan video tim lawan. Kami juga sering melakukan uji coba robot dan banyak berdoa,” katanya.

…dst

3 )  Mendikbud: Tidak Menuntut Diangkat Jadi PNS Salah Satu Syarat Penegerian PTS

Kamis, 10/04/2014 – 17:18
Jakarta, Kemdikbud — Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh mengatakan Kemdikbud tidak ingkar janji terhadap konversi status pegawai swasta di perguruan tinggi swasta (PTS) yang dinegerikan. Ia menegaskan, salah satu syarat dalam penegerian PTS adalah adanya surat pernyataan dosen dan tenaga administrasi dan penunjang akademik bahwa menyetujui perubahan status menjadi perguruan tinggi negeri (PTN) dan tidak menuntut untuk diangkat sebagai PNS. “Ini kan ada berita. Intinya menagih janji perguruan tinggi negeri yang baru untuk pegawainya dijanjikan menjadi pegawai negeri. Itu yang sempat beredar pada asosiasi atau paguyuban 13 PTN baru, yang bilang bahwa saya ingkar janji,” ujarnya kepada wartawan di Gedung A Kemdikbud, Jakarta, (10/04/2014). Mendikbud menjelaskan, setidaknya ada 18 persyaratan yang harus dipenuhi PTS yang akan dikonversi menjadi PTN. Beberapa persyaratan tersebut antara lain surat permohonan Ketua Yayasan yang ditujukan kepada Mendikbud, akta notaris pendirian yayasan, naskah akademik usulan perubahan status menjadi PTN, daftar aset, serta surat pernyataan dosen dan tenaga administrasi dan penunjang akademik bahwa menyetujui perubahan status menjadi perguruan tinggi negeri (PTN) dan tidak menuntut untuk diangkat sebagai PNS.

…dst

4 ) Dosen/Pegawai PTS Yang Jadi PTN Tidak Otomatis Jadi PNS

Kamis, 10 April 2014 – 14:50 wib oleh  DESK INFORMASI SETKAB
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhammad Nug menegaskan, dosen Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang dikonversi menjadi Perguruan Tinggi Negeri (PTN) tidak otomatis statusnya berubah menjadi Pegawai Negeri Sipil. Ia menyebutkan, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN), untuk menjadi PNS harus memenuhi beberapa persyaratan. “Tidak bisa serta merta, karena sudah ada undang-undang pegawai negeri sendiri. Kalau mau jadi PNS itu ada prosedur dan mekanismenya sendiri. Dan itu bagian dari perjanjian atau kesepakatan kalau mau dikonversi itu (PTS),” kata Mendikbud di Jakarta, Senin (7/4). Namun meski status kepegawaian tidak serta merta berubah menjadi PNS, menurut Mendikbud, hak-hak dasar dosen dan pegawai di PTS yang dinegerikan tetap diberikan. Mereka tetap menerima gaji seperti biasa. Penggajian mereka bisa dilakukan melalui Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) PTN tersebut atau dengan menggunakan Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN). “Gajinya dapat tapi statusnya tidak atau belum PNS,” kata Mendikbud.

…dst

5 )  TOEFL Tak Capai 400, Mahasiswa Bidikmisi Dilarang Ujian Skripsi

Rabu, 09 April 2014 15:17 wib
JAKARTA – Jika ingin ujian skripsi, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi. Mahasiswa diwajibkan untuk menyelesaikan mata kuliah seperti Praktik Kerja Lapangan (PKL), menyelesaikan Sistem kredit Semester (SKS) yang telah ditentukan, dan lain sebagainya. Persyaratan tersebut berlaku untuk para mahasiswa reguler maupun mahasiswa berprestasi melalui program beasiswa bidikmisi. Tapi, ada persyaratan khusus untuk mahasiswa bidikmisi dan tidak wajib untuk mahasiswa di luar bidikmisi, yaitu harus mencapai nilai TOEFL minimal 400. Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Dr. Hartono mengatakan, TOEFL mahasiswa bidikmisi sebelum ujian skripsi harus mencapai minimal 400. Kalau belum mencapai 400, maka mahasiswa tersebut tidak boleh mengikuti ujian skripsi. “Untuk menunjang hal tersebut, kami sudah menyediakan kursus bahasa Inggris gratis kepada mahasiswa bidikmisi,” ujarnya seperti dilansir dari laman UNY, Rabu (9/4/2014).

…dst

6 ) Kurang Dihargai di Indonesia, Pembuat Mobil Listrik Pilih Pulang ke Jepang

Kamis, 10 April 2014 , 11:00:00
KARYA anak bangsa yang bisa membanggakan dunia, belum tentu mendapat tempat di negeri sendiri. Kekhawatiran Ricky Elson, si pembuat mobil listrik itu akhirnya terbukti. Ia pun tak ingin lama-lama kecewa. Daripada ilmunya sia-sia, kini si pemuda asli Padang ini memilih ingin kembali ke negeri Sakura. Sekian lama Ricky menunggu izin mobil listrik yang dibuatnya bersama Menteri BUMN Dahlan Iskan. Berharap mobil listrik bernama Selo dan Gendhis itu, dapat menjadi inspirasi kelahiran mobil listrik buatan anak negeri. Namun apa daya, izin mobil listrik buatan pria kelahiran Padang 11 Januari 1980 itu tak kunjung keluar. Bahkan terkesan digantung oleh  Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek). “Saya tak bisa lagi menahannya (untuk pulang ke Jepang). Dulu saya bermohon-mohon agar pemuda ini mau kembali ke Indonesia. Ilmunya soal mobil listrik sangat berguna. Tapi ternyata benar, ilmu itu tidak dihargai di negerinya sendiri. Dia masih muda, masa depannya masih panjang,”. Begitulah pernyataan kecewa yang diungkapkan Dahlan Iskan, perihal rencana Ricky kembali ke Jepang.

…dst

7 ) Dilema ‘Sang Putra Petir’ Pembuat Mobil Listrik

Kamis, 10 April 2014 , 13:55:00
JAKARTA–Nama Ricky Elson, menjadi sorotan publik Indonesia, saat putra asli Padang kelahiran tahun 1980 ini diperkenalkan sebagai pembuat mobil listrik, yang diinisiasi oleh Menteri BUMN Dahlan Iskan. Jadi sorotan bukan hanya karena kecanggihan mobil listrik, tapi juga karena sosok Ricky yang masih sangat muda (33 tahun), namun telah memiliki prestasi mendunia. Ia menghabiskan waktu selama 14 tahun di Jepang. Ia tidak hanya menjadi mahasiswa cerdas, tapi juga inspirator bagi penggiat teknologi di sana. Ia menjadi andalan di Nidec Corporation, sebuah perusahaan ternama di Jepang yang bergerak di bidang elektronik, memproduksi elemen motor presisi alias mikromotor. Sekitar 80 persen produk perusahaan ini merupakan karya pemuda yang disebut Dahlan sebagai ‘sang Putra Petir’ ini. Bahkan sekitar 14 teori mengenai motor listrik, telah pula dipatenkan oleh pemerintah Jepang atas namanya.Meski sukses di Jepang, namun rasa cintanya pada tanah air terus memanggil Ricky untuk pulang. Ia pun meninggalkan Jepang. Membuat berbagai riset dan berbagi ilmu dengan para juniornya. Tidak hanya menggarap mobil listrik bernama Tucuxi, Selo dan Gendhis bersama Dahlan Iskan, Ricky ‘blusukan’ ke pedalaman di Ciheras, Tasikmalaya, untuk membuat pembangkit listrik tenaga angin. Ia berhasil! Penelitian di Ciheras, Tasikmalaya mengenai pembangkit listrik tenaga angin hasil rancangan Ricky ini, bahkan menjadi yang terbaik di dunia untuk kelas 500 watt peak. Namun kini setelah beberapa tahun meninggalkan Jepang, Ricky yang masih tetap digaji karena perusahaan tak rela kehilangan talentanya, justru kini sedang dihadapkan pada dilema.

…dst

8 ) Jumlah Guru Besar Belum Signifikan

Kamis, 10/04/2014 – 14:41
BANDUNG, (PRLM).- Jumlah guru besar belum signifikan. Dari kebutuhan jumlah guru besar minimal 100 orang, baru terpenuhi sebanyak 80 orang guru besar. Padahal, jumlah guru besar yang ideal seharusnya sepuluh persen dari jumlah total dosen yang ada di perguruan tinggi tersebut.“Misalnya di UPI, jumlah dosen yang mengajar sebanyak 1.500 dosen. Tetapi UPI baru punya guru besar sebanyak 80 orang. Itu artinya jumlah guru besar yang kita miliki belum signifikan sesuai jumlah yang diidealkan,” demikian Rektor UPI Sunaryo Krandibrata, usia mengukuhan guru besar UPI di Balai Pertemuan UPI, Jln. Setiabudhi, Bandung, Kamis (10/4/2014). Dikatakan Rektor, untuk mengejar kekurangan tersebut, UPI mendorong agar jumlah guru besar dapat terus bertambah. Strateginya adalah dengan membuka peluang riset yang lebih luas bagi para doktor muda dan dosen. Hal itu berdampak pada ketersediaan dana riset yang disediakan UPI mencapai Rp 1 milyar.“Diharapkan, dengan support dana yang besar akan dapat membuka peluang riset yang lebih luas lagi,” imbuhnya. Kendalanya, kata Rektor, ditenggarai karena para dosennya sendiri sulit mengakses jurnal ilmiah internasional seperti yang disyaratkan. Sebelum dosen menuliskan karay ilmiahnya di jurnal nasional ataupun internasional yang sudah terakreditasi, harus melakukan penelitian terlebih dahulu. Kalaupun penelitian sudah dilakukan, mengakses jurnalnya juga tidak mudah.

…dst

9 ) Banyak LPTK Belum Memenuhi Standar

Kamis, 10 April 2014 14:44 wib
SOLO – Ketua Tim Pengembang Pendidikan Profesi Guru Direktorat Perguruan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Dr. Totok Bintoro, M.Pd mengakui bahwa Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) yang ada sekarang ini memang masih banyak yang belum memenuhi standar. “Ada sekira 50% yang belum memenuhi standar, seperti dalam hal sumber daya manusianya setiap program studi minimal memiliki dua doktor dan empat magister. Karena yang belum, musti memenuhi,” jelas Totok saat bertemu Okezone, seusai workshop, di Universitas Muhammadiyah Surakarta, Jawa Tengah, Kamis (10/4/2014). Selain itu, kata Totok, LPTK harus memiliki laboratorium, infrastruktur yang mencukupi, memiliki sekolah laboratorium atau sekolah mitra dan memiliki daya dukung yang kuat untuk menyelenggarakan pendidikan profesi guru.

…dst

10 )  Pendidikan Vokasi Butuh Perhatian
Kemdikbud Seakan Melupakan

10 April 2014
TEGAL – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) diminta fokus mengembangan pendidikan vokasi, termasuk yang dikelola selain Kemdikbud. Sebab, hingga kini pendidikan vokasi masih berkesan terabaikan meski Kemdikbud ingin mengembangkan program vokasi hingga S-3 terapan. Direktur Politeknik Keselamatan Transportasi Jalan (Poltran) Tegal, Budhy Harjoto mengatakan, lembaga pendidikan yang dipimpinnya merupakan satu-satunya politeknik yang fokus pada keselamatan jalan. Namun sangat disayangkan karena belum ada pendidikan lanjutan yang linier dengan program studi yang selama ini ada di Poltran. “Kami merasa ada ketidakseimbangan dari sisi akademis.Pengembangan pascasarjanannya belum ada, padahal Kemdikbud menyatakan akan menggenjot pendidikan vokasi, termasuk politeknikpoliteknik,” ujar Budhy. Seperti diketahui, sejalan dengan terbitnya Undang-Undang No 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, saat ini sangat terbuka untuk mengembangkan pendidikan vokasi hingga S-3 terapan. Dengan demikian, pendidikan vokasi tidak lagi terbatas di politeknik dan akademi komunitas.

…dst

11 ) Ini Nih yang Bikin Dosen Mengajar Lebih Asyik

Rabu, 09 April 2014 11:06 wib
JAKARTA – Tugas seorang dosen bukan hanya mengajar saja. Dosen juga mengemban tanggung jawab untuk melaksanakan penelitian maupun pengabdian terhadap masyarakat. Untuk itu, Ketua tim reviewer PPM Ditlitabmas Dikti Sundani Norgroho Soewandi mengimbau agar para dosen lebih meningkatkan Penelitian dan Pengabdian Masyarakat. Pesan itu disampaikannya dalam acara workshop Penyusunan dan Evaluasi Proposal Pengabdian kepada Masyarakat di Universitas Brawijaya (UB) Malang. Sundani menyebut, saat ini banyak dosen yang meninggalkan pengabdian masyarakat karena waktunya sibuk digunakan untuk mengajar. “Banyak dosen yang saat ini meninggalkan penelitian dan program pengabdian masyarakat karena mereka lebih senang mengajar. Padahal kedua hal tersebut akan membuat dosen menjadi lebih profesional,” tutur Sundani, seperti dinukil dari situs resmi UB Prasetya Online, Rabu (9/4/2014).

…dst

12 ) Universitas BJ Habibie, Nama Baru Universitas Negeri Gorontalo

Kamis, 10 April 2014, 07:42 WIB
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA–Mantan Presiden, Baharuddin Jusuf Habibie, merestui penggunaan namanya sebagai pengganti nama Universitas Negeri Gorontalo (UNG). Jika terwujud, maka nama universitas itu adalah Universitas BJ Habibie.  Persetujuan tersebut disampaikan Habibie kepada Gubernur Gorontalo, Rusli Habibie, Rektor UNG, Syamsu Qomar Badu, Ketua Dewan Adat, Karim Pateda, dan para wali kota/bupati se-Gorontalo yang menemui presiden ketiga Indonesia itu di kediamannya di Jakarta, Minggu (7/4). Sepulang dari memimpin delegasi Gorontalo kepada tokoh nasional itu, gubernur Gorontalo mengemukakan, di Gorontalo, Selasa, kedatangannya bersama rombongan membawa surat pernyataan resmi secara tertulis untuk meminta persetujuan Habibie menjadi nama baru UNG.

…dst

13 )  Undip Miliki Tujuh Prodi Baru

10 April 2014
SEMARANG – Undip memiliki tujuh program studi (prodi) baru untuk jenjang S-2 dan S-3. Prodi tersebut adalah S-2 Matematika, Energi, Kimia, Psikologi, dan Elektro. Kemudian untuk jenjang doktoral (S-3) adalah Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Teknik Kimia. ”Prodi baru ini resmi dibuka tahun ini. Bertambahnya prodi baru ini juga merupakan mandat dari Dirjen Pendidikan Tinggi Kemdikbud,” tutur Rektor Undip Prof Sudharto P Hadi, baru-baru ini. Selama ini, Undip mengelola program diploma (D-3) sebanyak 21 prodi, program sarjana (S-1) dan setara 47 prodi, program magister (S-2) 26 prodi, dan program doktoral (S-3) terdiri atas delapan prodi serta program profesi yang terdiri atas empat prodi. Selebihnya adalah Program spesialis 1 terdiri atas 15 program studi spesialis 1.

…dst

14 ) Universitas Telkom University tambah empat fakultas baru

Kamis, 10 April 2014 08:44 WIB
Bandung (ANTARA News) – Universitas Telkom (Telkom University/Tel-U) menambah empat fakultas baru dengan melakukan pemekaran dari beberaberapa fakultas yang telah ada di perguruan tinggi itu. “Penambahan fakultas ini perubahan yang tidak dapat terhindarkan. Perubahan ini pun tidak akan berhenti di sini karena ada rencana lain seperti membuka Tel-U di kota lain di Indonesia,” kata Rektor Universitas Telkom, Prof Dr Mochamad Ashari, di Bandung, Kamis. Keempat fakultas baru terdiri dari tiga fakultas teknik yakni Fakultas Teknik Elektro (FTE), Fakultas Rekayasa Industri (FRI), dan Fakultas Informatika (FI) yang merupakan pemekaran dari Fakultas Teknik. Sedangkan satu fakultas lagi adalah Fakultas Komunikasi dan Bisnis (FKB) yang sebelumnya bagian dari Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB). Dengan Fakultas Industri Kreatif, jumlah fakultas yang ada di Universitas Telkom saat ini ada tujuh fakultas.

…dst

15 ) 995 Pengawas Unair Siap Awasi Kecurangan UN

10 Apr 2014 17:54:49
Surabaya (Antara Jatim) – Sebanyak 995 pengawas ujian nasional (UN) yang dikoordinasikan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya telah siap mengawasi kecurangan UN, baik yang dilakukan siswa maupun pihak sekolah, dalam pelaksanaan UN pada 14-16 April. “Kalau ada laporan kecurangan akan kami proses sesuai SOP yang diberikan BNSP, tapi laporan itu akan berdampak pada penilaian kami terhadap sekolah itu terkait kemungkinan nilai UN sebagai bahan masuk PTN,” kata Wakil Rektor I Unair Prof Dr H Achmad Syahrani MS Apt di Surabaya, Kamis. Didampingi Ketua Pusat Informasi dan Humas Unair Dr MG Bagus Ani Putra, ia menjelaskan Unair mengirimkan sekitar 300 staf pengajarnya untuk mengawasi pelaksanaan UN 2014 tingkat SMA/MA/SMK/MAK/Kejar Paket C di Kabupaten Gresik, Lamongan, Tuban, dan Bojonegoro. “Jumlah sekolah yang diawasi pada empat kabupaten tersebut berjumlah 684 dengan total siswa peserta UN sebanyak 59.459 siswa. Untuk memaksimalkan pengawasan pelaksanaan UN tahun ini, kami bekerja sama dengan perguruan-perguruan tinggi swasta di kabupaten sempat,” katanya.

…dst

16 ) Unair Sulit Cari Pengawas Ujian Nasional

KAMIS, 10 APRIL 2014 | 20:00 WIB
TEMPO.CO, Surabaya – Pembantu Rektor Universitas Airlangga Surabaya, Ahcmad Syahranie, mengaku sulit menyiapkan tenaga pengawas satuan pendidikan untuk menghadapi ujian nasional (UN) sekolah menengah atas pada 14-16 April 2014 mendatang. Alasannya, tahun ini panitia harus menyiapkan tenaga pengawas dua kali lipat lebih banyak dibanding pelaksanaan UN sebelumnya. “Kami cukup kesulitan mencari tenaga pengawas. Aturan UN sekarang tenaga pengawas ditambah,” kata Syahranie, Kamis, 10 April 2014. Unair, kata dia, menjadi penanggung jawab untuk mengawasi UN di Kabupaten Gresik, Lamongan, Bojonegoro, dan Tuban. Pihaknya sudah menyiapkan 995 tenaga pengawas satuan pendidikan dari sejumlah perguruan tinggi di empat kabupaten tersebut. Adapun jumlah sekolah menengah atas dan sederajat yang diawasi sebanyak 684 sekolah, dengan jumlah siswa sekitar 59 ribu jiwa.

…dst