Gambar di atas bersumber dari website Kemenpan & RB
Sajak Kasih Ibu
Kasih Ibu
memang telah lama kufikir
untuk berbakti
pada ibu dan siapa nanti
alih-alih tiba saatnya kami menyendiri
antara hidup dan mati.
sejak kecil pun aku diajari
tentang anak-anak yang salat
balasannya adalah syurga
bersama ibu yang tercinta.
dan para syuhada.
tapi bila aku telah dewasa
ibu sudah tidak mau bercerita
dan aku jadi lupa
tentang hukuman anak derhaka.
lalu sekarang semuanya bagai membebani
jauh-jauh dinihari air mata membasahi
dan titis-titisnya meresapi nadi sendiri
justeru kerananya bagai menuntuti
sebuah ungkapan yang tak beerti lagi.
-Abdullah Idris
Bengkurong Brunei
Julai 1992.
Sumber : http://sasteraf4.blogspot.com
Ibu
D. Zawawi Imron
kalau aku merantau lalu datang musim kemarau
sumur-sumur kering, daunpun gugur bersama reranting
hanya mata air airmatamu, ibu, yang tetap lancar mengalir
bila aku merantau
sedap kopyor susumu dan ronta kenakalanku
di hati ada mayang siwalan memutikkan sarisari kerinduan
lantaran hutangku padamu tak kuasa kubayar
Ibu adalah gua pertapaanku
dan ibulah yang meletakkan aku di sini
saat bunga kembang meyemerbak bau sayang
ibu menunjuk ke langit, kemudian ke bumi
aku mengangguk meskipun kurang mengerti
bila kasihmu ibarat samudera
sempit lautan teduh
tempatku mandi, mencuci lumut pada diri
tempatku berlayar, menebar pukat dan melempar sauh
lokan-lokan, mutiara dan kembang laut semua bagiku
kalau aku ikut ujian lalu ditanya tentang pahlawan
namamu, ibu, yang kan kusebut paling dahulu
lantaran aku tahu
engkau ibu dan aku anakmu
(Batang-Batang – Madura)
AKU HANYA MAU PULANG
meski Dikau tak lagi menunggu di balik pintu
setidaknya kujumpai kenangan indah bersamamu
di rumah tempat Dikau pertaruhkan nyawa
untuk melahirkanku
aku hanya mau pulang
untuk membuka lemari tuamu
tempat kita menyimpan kenangan
ketika Dikau membesarkanku
sepenuh cinta
aku hanya mau pulang
meski hanya kujumpai pusara
setidaknya aku bisa menemukan jejak-jejak tapak kaki kita
ketika Dikau menuntunku
di pematang sawah itu
aku hanya mau pulang
untuk mengambil cahayamu
dan mereguk segenap cintamu
buat menghangatkan hati dan menjadi pelita
yang menerangi jalanku
aku hanya mau pulang
untuk menengok ember plastik itu
tempat Dikau selalu mencuci kakiku
agar aku bisa bermimpi mencuci kakimu
sampai hari tuamu…