Lulusan Politeknik Dibidik Jadi Guru SMK

Kuota 500 Orang Per Tahun Tak Terpenuhi

Rabu, 17 Juli 2013
JAKARTA, KOMPAS — Kekurangan sekitar 39.000 guru SMK diatasi pemerintah dengan membidik lulusan diploma IV politeknik untuk menjadi guru SMK. Karena itu, pemerintah menyediakan beasiswa pendidikan profesi guru dan memprioritaskan pengangkatan guru SMK jadi pegawai negeri sipil.

Direktur Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Supriadi Rustad, di Jakarta, Selasa (16/7), mengatakan, pemenuhan kebutuhan guru kejuruan di antaranya dilakukan dengan pemberian beasiswa pendidikan profesi guru (PPG) selama satu tahun. Tawaran beasiswa ini diberikan untuk sarjana pendidikan bidang kejuruan dan sarjana non-kependidikan dari perguruan tinggi umum ataupun politeknik.

”Prioritasnya memang ditawarkan kepada lulusan diploma IV politeknik yang bidang kejuruannya dibutuhkan di SMK. Namun, itu pun tidak mudah karena yang memenuhi syarat tidak banyak,” kata Supriadi.

Tahun lalu, misalnya, untuk program rintisan kolaborasi PPG SMK produktif, diberikan kuota beasiswa PPG kepada 500 lulusan perguruan tinggi atau politeknik. Namun, yang memenuhi syarat untuk menjadi calon guru sekitar 300 orang.

Menurut Supriadi, tahun ini kuota juga disediakan untuk 500 orang. Kebutuhan guru produktif SMK yang tidak dapat disediakan lembaga pendidik tenaga kependidikan misalnya guru produktif untuk program studi keahlian penerbangan, pertanian, pariwisata, dan perikanan.

Tri Budi Ananto, Kepala SMKN 5 Mataram, mengatakan, kurangnya guru produktif sesuai kompetensi keahlian yang ada di sekolah menyebabkan pihaknya merekrut guru honor. Sekolah yang memiliki program keahlian seni dan kriya, mulai dari batik, kayu, logam, hingga keramik, itu merekrut 24 guru honorer dengan honor Rp 30.000 per jam.

”Guru honor itu dibayar sekolah. Jika pemerintah bisa menyediakan guru produktif untuk semua SMK, tentu sangat membantu,” kata Tri.

Kekurangan guru produktif untuk bidang teknologi informasi dan komunikasi (TIK), kata Syawal Gultom, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidik, Kemdikbud, bisa diambil dari guru TIK di SMP dan SMA. Apalagi pelajaran TIK kini diintegrasikan dengan mata pelajaran lain. (ELN)

Sumber: Kompas Cetak