Hentikan Plagiat di Perguruan Tinggi

http://cetak.kompas.com/
Jumat,13 Mei 2011
Jakarta, Kompas – Sejumlah perguruan tinggi negeri dan swasta membuat komitmen bersama untuk tidak melakukan kegiatan mencontek dan plagiat di kampus. Sudah saatnya perguruan tinggi menjunjung tinggi norma dan budaya akademik serta nilai-nilai kejujuran.

Komitmen bersama ini dilakukan rektor/pimpinan perguruan tinggi, direktur politeknik, ketua sekolah tinggi, dan koordinator perguruan tinggi swasta yang didukung Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional.

“Harus kita akui, di kampus masih terjadi kegiatan mencontek dan plagiat. Bukan cuma mahasiswa, guru besar juga ada yang melakukan. Karena itu, kejujuran akademik harus kembali ditegakkan,” kata Musliar Kasim, Ketua Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri, Kamis (12/5).

Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemdiknas Djoko Santoso mengatakan, kampus bukan hanya bertujuan mencetak lulusan yang cerdas. “Selain kecerdasan, kampus harus mampu berperan dalam mencetak generasi muda yang andal, bermoral, dan berkarakter baik,” ujarnya.

Rochmat Wahab, Rektor Universitas Negeri Yogyakarta, mengatakan, plagiarisme sebagai kejahatan berat di kampus dan harus dihindari, sejak awal sudah disosialisasikan kepada mahasiswa. Imbauan untuk tidak melakukan plagiarisme karya ilmiah mulai dikenalkan sejak masa orientasi mahasiswa baru.

“Kini bukan cuma imbauan. Saat membuat karya ilmiah, dosen dan mahasiswa harus membuat surat pernyataan bahwa karyanya asli bukan hasil plagiat,” kata Wahab.

Muhammad Anis, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Universitas Indonesia (UI), mengatakan, perguruan tinggi harus membuat aturan tegas dan sanksi bagi pelaku plagiarisme, serta disosialisasikan sejak awal pada semua kalangan,

“Di kampus kami, sudah ada sistem yang terus dikembangkan untuk melawan antimencontek dan plagiarisme. Tiap ujian, mahasiswa harus memahami tata tertib tentang ketentuan tidak mencontek. Jika sejak awal direncanakan mencontek, mahasiswa dapat nilai E untuk semua mata kuliah pada semester tersebut,” ujar Anis.

Adapun untuk menghindari plagiarisme mahasiswa dalam menyusun skripsi, UI menerapkan aturan, mahasiswa paling sedikit melakukan 10 kali tatap muka dengan dosen pembimbing. “Setiap pertemuan, apa yang dibahas mahasiswa dan dosen pembimbing itu tercatat secara online,” ujarnya. (ELN)

=====================================================================
Adik-adik yang saya cintai,
Mohon maaf Berita Edukasi pagi ini mungkin agak delay, karena jam 8.00 sini (jam 7.00 wib) ada appointment dengan Prof. Khoo di Heart Centre S’pore untuk control kesehatan suami.
Best regards, Fitri